GEN YANG DIPENGARUHI JENIS KELAMIN

LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA

PERCOBAAN VII
GEN YANG DIPENGARUHI JENIS KELAMIN
NAMA                                   : DEWI SARTIKA A
            NIM                                        : H41113332
KELOMPOK                        : IV (EMPAT) B
HARI / TANGGAL              : KAMIS, 6 MARET 2014
ASISTEN                               : FITRIAGUSTIANI
logo-unhas-warna.jpg
LABORATORIUM GENETIKA
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
            Gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin adalah gen autosomal yang membedakan antara laki-laki dan perempuan karena dipengaruhi faktor lingkungan internal yakni perbedaan kadar hormon kelamin antara laki-laki dan perempuan (Agus, Rosana dan Sjafaraenan, 2013).
            Apabila gen itu terletak pada autosom, maka laki-laki dan perempuan dapat diharapkan akan menerima gen itu dengan frekuensi sama, sehingga masing-masing seks mempunyai peluang yang sama besar untuk menunjukkan diwariskannya gen tertentu. Tetapi apabila gen itu terletak pada kromosom X, maka gen itu akan diwariskan menurut pola bersilang. Artinya gen yang terletak pada kromosom X itu tidak mungkin diwariskan oleh seorang ayah langsung kepada anak laki-lakinya (Suryo, 2005).
            Ekspresi dari beberapa gen yang diketahui terletak di autosom dapat dibatasi atau dipengaruhi oleh seks dari seseorang yang memilikinya. Ada banyak contoh sifat keturunan yang ditentukan oleh gen autosomal yang ekspresinya dipengaruhi oleh seks. Sifat itu tampak pada kedua macam seks, tetapi pada salah satu seks ekspresinya lebih besar daripada untuk seks lainnya (Suryo, 2005).
            Selain gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin, juga terdapat gen yang dibatasi oleh jenis kelamin. Hypertrichosis yaitu tumbuhnya rambut pada bagian-bagian tertentu di tepi daun telinga. Penyakit ini diwariskan melalui kromosom seks yang terangkai pada kromosom Y. sifat keturunan yang timbul karena pengaruh gen terangkai Y ini dinamakan holandrik dan gennya disebut gen holandrik. Karena sifat ini diwariskan pada kromosom Y, maka dapat disimpulkan bahwa sifat keturunan ini hanya diwariskan dari seorang ayah kepada anak laki-laki saja. Jadi, anak-anak dari pasangan suami hypertrichosis dan wanita normal, akan melahirkan anak-anak wanita normal dan anak laki-laki yang menderita hypertrichosis. Penyakit hypertrichosis sering dijumpai pada bangsa India dan Pakistan (Miyahara, 2011).
I.2 Tujuan Percobaan
            Adapun tujuan yang akan dicapai pada percobaan ini adalah untuk mengetahui fenotip dan genotip sifat munculnya bulu pada daun telinga.
I.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Percobaan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 04 April 2013 pukul 14.30-17.30 WITA. Percobaan ini bertempat di Laboratorium Biologi Dasar Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin, Makassar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Telah diketahui bahwa individu itu memiliki dua macam kromosom, yaitu autosom dan seks kromosom. Oleh karena individu betina dan jantan biasanya mempunyai autosom yang sama, maka sifat keturunan yang ditentukan oleh gen pada autosom diwariskan dari orang tua kepada anak-anaknya tanpa membedakan seks  (Suryo, 2005).
Walaupun banyak perbedaan anatomis dan fisiologis antara perempuan dan laki-laki, dasar kromosomal penentuan jenis kelamin cukup sederhana. Pada manusia dan mamalia lain, ada dua macam kromosom seks, disimbolkan X dan Y. Kromosom Y jauh lebih kecil daripada kromosom X. Seseorang yang mewarisi dua kromosom X, satu dari masing-masing orang tua, biasanya berkembang menjadi perempuan. Laki-laki berkembang dari zigot yang mengandung kromosom X dan satu kromosom Y (Campbell, dkk., 2008).
Penentuan seks pada makhluk hidup ditentukan oleh kromosom seksnya. Terdapat beberapa macam cara yang digunakan untuk menentukan jenis kelamin makhluk hidup berdasarkan kromosom seksnya. Contohnya, pada belalang menggunakan sistem X-0 (22 + X Jantan; 22 + XX Betina), pada ayam sistem Z-W (76 + ZZ Jantan; 76 + ZW Betina), dan pada lebah sistem haplo-diploid (haploid Jantan, diploid Betina). Sedangkan pada manusia, sistem yang digunakan adalah X-Y. Betina normal akan dihasilkan jika kromosom seksnya XX dan jantan normal jika kromosom seksnya XY. Tanda-tanda jenis kelamin manusia secara anatomi baru akan mulai terlihat pada umur embrio sekitar dua bulan, karena sebelum waktu itu, bentuk gonadnya cenderung sama dan masih bisa berubah menjadi ovarium atau testis, terkandung pada kondisi hormon di tubuh embrio tersebut elain untuk menentukan jenis kelamin, kromosom seks pada manusia juga memiliki banyak gen, khususnya pada kromosom X. Cara pewarisan sifatnya sama dengan pewarisan yang lain. Namun perlu dicatat, bahwa alel terpaut seks dari seorang ayah akan diwariskan kepada seluruh anak perempuannya, tetapi anak laki-lakinya tidak akan memperoleh satupun dari alel tersebut. Berbeda sekali dengan seorang ibu yang bisa mewariskan alel terpaut seksnya kepada anak laki-laki dan perempuannya. Umumnya, penurunan sifat terpaut seks pada manusia ditentukan oleh kromosom X, walaupun pada beberapa kasus terdapat juga pada kromosom Y (Bohari, Mega, 2011).
Selain gen-gen yang terdapat pada kromosom kelamin dikenal pula gen-gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin. Sifat akan tampak dikedua jenis kelamin, tetapi salah satu jenis kelamin menampakkan ekspresi yang lebih besar dibandingkan dengan jenis kelamin lainnya. keadaan yang demikian disebut dengan  sex influence genes atau biasa disebut dengan gen yang dipengaruhi jenis kelamin (Suryo, 2005).
            Ekspresi dari beberapa gen yang diketahui terletak di autosom dapat dibatasi atau dipengaruhi oleh seks dari seseorang yang memilikinya. Ada banyak contoh sifat keturunan yang ditentukan oleh gen autosomal yang ekspresinya dipengaruhi oleh seks. Sifat itu tampak pada kedua macam seks, tetapi pada salah satu seks ekspresinya lebih besar daripada untuk seks lainnya (Suryo, 2005).
Semua jenis keturunan atau kejadian yang diterangkan di muka ditentukan oleh gen yang terdapat pada autosom. Selain gen-gen dikenal pula gen-gen yang demikian ini disebut gen-gen terangkai kelamin. Peristiwa dinamakan rangkai kelamin atau dalam inggrisnya disebut Sex Lingkage. Biasanya gen dominan memperlihatkan pengaruhnya pada individu laki-laki atau jantan maupun perempuan atau betina. Baru dalam keadaan homozigot resesif pengaruh dominan itu tidak akan menampakkan diri dalam fenotif. Apabila kita meletakkan tangan kanan atau kanan kiri pada suatu alas yang terdapat suatu garis mendatar sedemikian rupa sehingga ujung jari manis menyentuh garis tersebut, maka kita dapat ketahui apakah jari telunjuk kita akan lebih panjang atau apakah lebih pendek dari jari manis. Pada kebanyakan orang jari telunjuk tidak akan mencapai garis tersebut yang mengidentifikasi bahwa suatu individu-individu mungkin mempunyai kandungan gen absolute yang sama ketidakaktifan kromosom menciptakan sub populasi dengan membedakan kandungan gen aktif (Kimball, 2005).
Apakah sebenarnya yang diberikan pada anak-anak itu sehingga merekapun mempunyai beberapa sifat seperti orang tuanya? Yang diwariska adalah berupa gen, gen lah yang bertanggung jawab atas turunnnya sifat-sifat tersebut. Gen-gen yang berhubungan langsung dengan kromosom ini bisa diturunkan melalui gen autosom maupun gen gonosom (Nio,1990).
Pada pasangan yang menyumbangkan kromoson Y diam kepada keturunannya yang laki-laki, jadi fenotif anak laki-lakinya akan secara langsung mencerminkan konstitusi genetik salah satu dari dua kromosom X nya. Penelitian mengenai pewarisan pautan seks pada manusia telah menunjukkkan dengan melimpah bahwa pola transmisi gen pada manusia mengikuti pola-pola yang pertama kali dikenal dengan lalat (Goodenough,1984).
Selain gen yang dipengaruhi oleh jenis kelamin, juga terdapat gen yang dibatasi oleh jenis kelamin. Hypertrichosis yaitu tumbuhnya rambut pada bagian-bagian tertentu di tepi daun telinga. Penyakit ini diwariskan melalui kromosom seks yang terangkai pada kromosom Y. sifat keturunan yang timbul karena pengaruh gen terangkai Y ini dinamakan holandrik dan gennya disebut gen holandrik. Karena sifat ini diwariskan pada kromosom Y, maka dapat disimpulkan bahwa sifat keturunan ini hanya diwariskan dari seorang ayah kepada anak laki-laki saja. Jadi, anak-anak dari pasangan suami hypertrichosis dan wanita normal, akan melahirkan anak-anak wanita normal dan anak laki-laki yang menderita hypertrichosis. Penyakit hypertrichosis sering dijumpai pada bangsa India dan Pakistan (Miyahara, 2011).
Hypertrichosis adalah kondisi medis yang menyebabkan pertumbuhan eksesif rambut di area dimana rambut tidak biasanya tumbuh. Ini mungkin hadir di seluruh tubuh atau Anda bisa memilikinya hanya dalam satu atau lebih daerah. Beberapa individu akan lahir dengan kondisi dan orang lain akan mengembangkannya di kemudian hari dalam kehidupan. Hypertrichosis bawaan sangat jarang. Pada kenyataannya itu sangat jarang bahwa hanya ada kasus diverifikasi sejak Abad Pertengahan. Hal ini terjadi karena cacat selama kehamilan. Janin ditutupi dengan lanugo yang merupakan lapisan yang sangat halus rambut yang jatuh selama bulan kedelapan. Dalam kasus ini itu tidak jatuh namun terus berkembang. Dalam kasus melayani dikenal sebagai terminalis Hypertrichosis bawaan rambut menjadi berwarna juga dan tetap ada setelah lahir (Anonim, 2012).
Meskipun tidak ada jawaban pasti untuk pertanyaan itu banyak yang percaya kondisi menjadi gangguan genetik. Hal ini dapat dianggap warisan atau telah diketahui hanya terjadi karena mutasi gen. Beberapa kanker terkait yang terjadi setelah individu memiliki kanker. Beberapa orang percaya bahwa hal itu dapat disebabkan oleh obat-obatan atau gangguan metabolisme juga (Anonim, 2012).
Hypertrichosis juga disebut Sindrom Ambras adalah jumlah yang abnormal dari pertumbuhan rambut pada tubuh. Kasus ekstensif Hypertrichosis telah informal setelah disebut Sindrom Werewolf. Ada dua jenis Hypertrichosis (Anonim, 2010) :
Hypertrichosis umum(terjadi di seluruh tubuh)
Hypertrichosis(terbatas pada wilayah tertentu)
Gen resesif h yang menyebabkan Hypertricosis, yaitu tumbuhnya rambut pada bagian-bagian tertentu ditepi daun telinga. Alel dominannya H tidak menyebabkan Hypertricosis. Oleh karena gennya terdapat kromosom Y sedangkan yang memiliki kromosom Y hanyalah laki-laki saja, maka sifat keturunan ini hanya diwariskan kepada keturunan laki-laki saja. Hypertricosis lebih sering dijumpai pada bangsa India dan Pakistan (Suryo, 2005).

 

BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah alat tulis menulis dan kalkulator.
III.2 Bahan
Bahan yang diperlukan untuk percobaan ini adalah data mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam  tahun 2013.
III.3 Metode Kerja
            Adapun langkah-langkah kerja yang dilakukan dalam percobaan ini sebagai berikut:
1.      Melakukan observasi dan identifikasi terhadap populasi yang terdapat peristiwa jari telunjuk yang lebih panjang dari jari manis.
2.      Mengumpulkan data dalam satu populasi yang terdapat individu yang memiliki jari telunjuk lebih panjang dari jari manis.
3.      Mencatat data tersebut lalu memasukkan ke dalam tabel.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 Hasil Percobaan
Tabel Data Mahasiswa Fakultas MIPA Tahun 2013
No.
Nama
Jenis Kelamin
Usia
Jari telunjuk lebih panjang
1.
Nuni
P
19

2.
Metty
P
18

3.
Nuhi
P
18
-
4.
Ical
L
19

5.
Rahma
P
18
-
6.
Ayu
P
18
-
7.
Desy
P
18
-
8.
Fatma
P
18
-
9.
Kiki
P
18
-
10.
Dewi
P
18

11.
Riani
P
18

12.
Basra
P
18
-
13.
Numa
P
18
-
14.
Rabiah
P
19

15.
Marhana
P
19

16.
Rani
P
19
-
17.
Taslich
P
18
-
18.
Cika
P
18
-
19.
Uni
P
18
-
20.
Emi
P
18
-

IV. 2. Pembahasan
Panjang jari telunjuk yang lebih panjang dari jari manis disebabkan karena pewarisan sifat yang dipengaruhi jenis kelamin. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari data Mahasiswa FMIPA tahun 2013, diperoleh adanya tujuh orang yang memiliki jari telunjuk yang lebih panjang dari jari manis. Data ini diperoleh melalui hasil wawancara dengan beberapa orang mahasiswa FMIPA tahun 2013, sehingga data diatas menunjukkan populasi mahasiswa FMIPA angkatan 2013.
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jari telunjuk yang lebih panjang dapat terjadi pada laki-laki dan pada perempuan, hal ini disebabkan karena panjang jari telunjuk merupakan sifat yang dipengaruhi oelh jenis kelamin. Sehingga dapat terjadi pada kedua jenis seks namun ekspresi sifat tersebut berbeda pada kedua jenis kelamin.

BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
            Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan dengan melakukan analisis terhadap pewarisan sifat panjang jari telunjuk disimpulkan bahwa sifat ini disebabkan oleh gen yang dipengaruhi jenis kelamin sehingga dapat muncul pada kedua jenis kelamin, namun ekspresinya berbeda.

V.2 Saran
            Adapun saran mengenai percobaan ini sebaiknya digunakan data populasi yang lebih besar agar keakuratan dari perhitungan frekuensinya mendekati kenyataan.

DAFTAR PUSTAKA
Agus, Rosana dan Sjafaraenan. 2013. Penuntun Praktikum Genetika. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Anonim.  2010. Hypertrichosis. http://diseases-missjay.blogspot.com. Diakses 4 April 2013 pukul 22.37 WITA.

Anonim.  2012.  Apa Hypertrichosis? Werewolf Syndrome Manusia Dijelaskan. http://memenuhipermintaankwalitaspelangan.wordpress.com. Diakses 4 April 2013 pukul 22.34 WITA.

Bohari, Mega. 2011. Peranan Gen yang Dipengaruhi Seks. http://megabohari. blogspot.com. Diakses 4 April 2013 pukul 22.27 WITA.

Campbell, Neil A., dkk., 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Goodenough, Ursula.1988. Genetika. Erlangga. Jakarta.

Kimball, W. John. 2005. Biologi Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta

Mirahaya. 2011. Jenis-Jenis Kecacatan dan Penyakit yang Sifatnya Herediter (Keturunan). http://miyaharachan.blogspot.com. Diakses 4 April 2013 pukul 22.21 WITA.

Nio,Tjan Kwiauw. 1990. Genetika Dasar. ITB Press. Bandung.

Suryo. 2005. Genetika Manusia. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.


sumber
http://ikasartikabiologi.blogspot.com/2014/05/laporan-genetika-2.html